Etnik Jawa di Pontianak

POLA KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT ETNIK JAWA DI PONTIANAK
Dilihat dari perspektif etnisitas (kesukubangsaan) yang mendiami daerah Kalimantan Barat adalah sangat unik khususnya di daerah perkotaan yakni di Kota Pontianak. Hal ini dikarenakan tidak ada suku bangsa yang dominan dalam pengertian bahwa penduduk yang mendiami daerah ini sangat beranekaragam.     
Mulai dari kedatangannya, kehidupan, kebudayaan hingga adat istiadatnya. Keberadaan orang Jawa di Kalimantan Barat, memang sudah menjamur di berbagai daerah. Mereka terkadang hidup berkelompok maupun hidup becampur dengan warga pribumi. Orang jawa juga hidup secara membaur dengan etnis lainya. Seperti yang ada di Wonodadi, Gang Suditrisno Gang Sukasari, Gang Madyosari yang letaknya di jalan Prof. M. Yamin dan orang Jawa di tempat lainnya mereka hidup berdampingan dengan masyarakat dari etnis lain.
DIMENSI SEJARAH HUBUNGAN INTERAKSI ETNIS JAWA DI PONTIANAK
Dimensi sejarah  yaitu berhubungan dengan tumbuh dan berkembang hubungan antar kelompok etnik itu terjadi. Seperti Hubungan Etnik Jawa dengan etnik-etnik yang ada di Pontianak, yakni Etnik asli Kalimantan Barat yaitu Dayak, etnik Melayu, etnik Tionghoa, etnik Batak, etnik Bugis, etnik Madura dan etnik lainnya. Menurut data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat sejak tahun 1969 hingga Desember 2005, sudah ada 121.619 KK atau 514.916 jiwa warga transmigrasi ke Kalimantan Barat. Mulai saat itu pula mulai terjadinya interaksi antara etnik Jawa dengan etnis Melayu, Dayak, Tionghoa dan etnis lainnya yang ada di Pontianak.
·        Minoritas dan Dominan
Pada umumnya masyarakat perkotaan tidak terlihat kelompok minoritas dan kelompok dominan bila kita memandang dari perspektif kuantitas kesukubangsaannya. Karena untuk wilayah perkotaan masyarakatnya adalah multikulturalisme, walaupun untuk wilayah kota Pontianak mayoritas etnisnya adalah suku Melayu. Tetapi jika kita melihat perspektif kehidupan sosial ekonominya memang terdapat minoritas dan dominan. Tidak diragukan lagi untuk wilayah sentral perekonomian di Pontianak seperti di Jalan Tanjungpura, Gajahmada dan Pattimura didominasi oleh kelompok masyarakat Tionghoa.
Tetapi etnis Jawa juga mendominasi kehidupan sosial ekonomi di Pontianak. Ini terlihat pada daerah Kota Baru, 50% pedagang makanan adalah orang Jawa. Makanan itu antara lain, bakso, mie ayam, nasi goreng, ayam krispi, soto, martabak, cendol, hingga pentol. Ilmu dan pengalaman di kampung halaman mereka yang kemudian diaplikasikan di Kota Pontianak, menjadi senjata ampuh untuk bertahan hidup di Kota Pontianak.
·        Hubungan Mutualisme Etnik Jawa di Pontianak
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat dilihat bahwa dengan adanya pedagang makanan olahan menjamur di sudut kota memberikan kemudahan bagi etnis lainya untuk memenuhi kebutuhannya dan juga memberikan kontribusi bagi pemerintah, untuk memberantas pengangguran dan kemiskinan yang ada kota Pontianak.
·        Stereotype Etnik Jawa
Orang Jawa terkenal sebagai suku bangsa yang sopan dan halus, tetapi mereka juga terkenal sebagai suatu suku bangsa yang tertutup dan tidak mau terus terang. Sifat ini konon berdasarkan sifat orang Jawa yang ingin memeliharakan keharmonian atau keserasian dan menghindari pertikaian. Oleh itu, mereka cenderung diam sahaja dan tidak membantah apabila tertimbulnya percanggahan pendapat. Salah satu kesan yang buruk daripada kecenderungan ini adalah bahawa mereka biasanya dengan mudah menyimpan dendam.
Orang suku Jawa juga mempunyai kecenderungan untuk membeda-bedakan masyarakat berdasarkan asal-usul dan kasta atau golongan sosial. Sifat seperti ini dikatakan merupakan sifat feudalisme yang berasal daripada ajaran-ajaran kebudayaan Hindu dan Jawa Kuno yang sudah diyakini secara turun-temurun oleh masyarakat Jawa sehingga sekarang.
POLA KEHIDUPAN EKONOMI MASYARAKAT ETNIK JAWA DI PONTIANAK
Orang Jawa yang ada di Kota Pontianak ini berdasarkan sensus penduduk tahun 2012, jumlahnya mencapai 10% dari total warga Pontianak. Mereka bergerak dalam berbagai bidang, ada yang jadi penjual jamu, makanan, birokrasi, pengacara, dan lain sebaginya. Namun kebanyakan bergerak dalam wirausaha mandiri.
Sebagai etnis pendatang, masyarakat etnis jawa dalam kehidupannya sehari-hari menjalani profesi dari berbagai bidang untuk bertahan di kota Pontianak ini, itu semua untuk meningkatkan perekonomian masyarakat etnis jawa di kota Pontianak. Sesuai dengan pesan dari Anderas sebagai Wakil Bupati Kubu Raya  pada tahun 2012 kepada orang-orang Jawa khususnya untuk berperan aktif dalam memajukan perekonomian demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan mandiri serta tidak malu dalam berusaha.
KEBUDAYAAN MASYARAKAT ETNIK JAWA DI PONTIANAK
Salah satu kebudayaan di Pontianak, pertujukan Kesenian Wayang Kulit menjadi salah satu kebudayaan masyarakat etnik Jawa yang ditampilkan tidak saja semata-mata terfokus pada acara serimonialnya belaka, namun juga apresiasi terhadap nilai-nilai positif terutama pada karakter tokoh-tokoh yang ada dalam cerita pewayangan, sehingga pada aktualisasinya berkualitas serta dapat memperkokoh rasa persatuan dan persatuan bangsa.
Kesenian Pagelaran Seni Wayang Kulit adalah satu kesenian budaya yang harus dilestarikan keberadaan, budaya dearah tersebut sebagai sistem nilai yang dianut komunitas atau kelompok masyarakat khususnya masyarakat jawa yang ada di Kalbar. Karena didalamnya telah terkandung nilai-nilai atau, sikap tata cara masyarakat yang menunjukan jati diri danidentitas suatu komunitas.
Budaya Wayang Kulit yang ada di Kalimantan Barat harus terus dilestarikan agar eksistensinya tetap tetap terpelihara, dilindungi dan dikembangkan sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pencerdasan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat juga terus berusaha memajukan dan menjamin kebebesan budaya asli daerah dan budaya-budaya masyarakat yang berasal dari luar Kalimantan Barat, secara tradisi melekat pada etnis-etnis yang ada serta sudah menjadi penduduk Kalimantan Baratn sejak lama dan turun temurun, karena secara nyata telah banyak memberikan kontribusi besar dalam pembangunan daerah.
Komitmen ini mencerminkan nilai-nilai kebangsaan Bhineka Tunggal Ika didalam berbudaya dan berbangsa ,kita boleh berbeda suku bangsa, boleh berbeda dalam beragma dan berekeyakinan, boleh beragam bahasa ibu, boleh beraneka adat istiadat, tetap satu, bangsa Indonesia dan warga masyarakat Kalimantan Barat. (https://yuk-kitabelajar.blogspot.co.id)

Komentar

dakwatuna.com

Postingan Populer