Paguyuban Trah Sastrorejan
Keinginan akan berdirinya paguyuban keluarga besar keturunan R. Sastrorejo berawal dari penggagas dan perintis utama, Dr. Suparto (3.3.0.0) yang berpendirian: Bersyukur kepada Allah, menghormati orangtua dan para leluhur, sayang kepada saudara. Trah Sastrorejan sebaiknya bersatu untuk bersilaturahmi. Pada tahun 1977, sepeninggal Bapak Kartoamijoyo hanya tinggal Bapak Abdurachman Wiryosukarto (5.0.0.0) yang merupakan generasi 1 putra langsung R. Sastrorejo. Atas permintaan pangestu dari Dr Suparto, Bapak Abdurachman Wiryosukarto membalas dengan surat tanggal 18 Pebruari 1979: “Kepenginmu mempersatukan tedak Sastrorejan aku setuju 100%.”
Pada tanggal 26 Mei 1985 Dr. Suparto mengedarkan angket kepada para sesepuh (generasi kedua atau cucu-cucu R. Sastrorejo) yang isinya pilihan setuju atau tidak setuju untuk dibentuk Ikatan Trah Sastrorejan. Jumlah responden 38; yang menjawab 17 orang terdiri dari 15 orang setuju dan 2 kosong. Wacana pembentukan paguyuban tersebut disosialisasikan melalui Buletin Trah Kartoamijayan yang distribusinya selain kepada keluarga TKH juga sebagian sesepuh rumpun lainnya (waktu itu istilah rumpun belum disosialisasikan).
Selain produktif menulis di Buletin TKH dalam rubrik “Menjelang Usia Senja”, Bapak Suparto rajin mengumpulkan data semua anak cucu dari semua rumpun Trah Sastrorejan. Beliau juga rajin mengirim kartu ucapan ulangtahun. Atas perhatian melalui kartu ucapan ulangtahun tersebut Bapak A.S Soedjono menyurati Dr Suparto: “Saya merasa tersentuh dengan kiriman kartu ulang tahun kepada kami sekeluarga. Untuk meneruskan silaturahmi antar Trah Sastrorejan mohon diadakan mu’tamar.” (surat Bapak A.S Sudjono kepada Bapak Suparto, 11 Januari 1989).
16 Januari 1989, Dr Suparto menyurati wakil-wakil rumpun dengan ajakan “Mari bermu’tamar di Jalan Nias no 3 Solo, 29 Januari 1989. Pertemuan Nias (Jl Nias 3, Solo, rumah dinas Residen Surakarta yang waktu dijabat Bapak Supomo 3.8.0.0) menyepakati terbentuknya organisasi rumpun, agar nanti dapat dibentuk satu ikatan semacam koordinator rumpun.”
KELAHIRAN PAGUYUBAN
12 Maret 1989 “Koordinator” Semarang dan sekitarnya terbentuk atas prakarsa Bapak Kol.L (Purn) Ngabdoellah Ichsan (6.6.0.0). Mei 1989 Halal bi Halal koordinator Semarang di gedung APDN Semarang dihadiri oleh anggota Trah di luar Semarang/Jawa Tengah. Pada halal bi halal itu diharapkan terbentuk paguyuban tetapi batal karena Bapak Dr Suparto sakit.
Reuni, Oktober 2000 Anggaran Dasar Paguyuban Trah Sastrorejan disahkan dan iuran ditetapkan sebesar Rp 500,- per bulan per anggota terhitung mulai Januari 2001.. Bersamaan dengan itu, Pengurus Makam Karang Kemuning dilantik. Hakekat Paguyuban Trah Sastrorejan adalah silaturahmi.
Secara alamiah, generasi tua akan semakin pupus digantikan generasi muda. Maka Tema hari depan Paguyuban Trah Sastrorejan adalah: “Demi Generasi Muda, Menyegarkan Paguyuban Trah Sastrorejan dengan Berbekal Sejarah Menggapai Hari Depan.”
.
Ditulis ulang dan dilengkapi oleh Dwi Pramono (3.8.0.0.) berdasarkan sari tulisan Bapak Edi Suardi (5.6.0.0.)
Komentar
Posting Komentar