Trah Bani Adam Boyolali
Bagi masyarakat Boyolali atau bahkan Solo dan sekitarnya, pasti sering melihat kendaraan-kendaraan pribadi dengan stiker di bagian belakang yang bertuliskan Bani Adam. Trah atau sebut saja saat ini Yayasan Bani Adam, muncul kali pertama secara resmi pada November tahun 2000, meski tahun-tahun sebelumnya sudah menjadi topik bahasan.
Bani Adam didirikan oleh lima orang sebagai pendiri, yang hampir seluruhnya sudah almarhum. Kelima orang tersebut yakni H Bambang Sarwadi, Markaban, Suwarto, Sawardi SE dan Drs Matyoto Fahruri. Saat ini hanya tersisa Matyoto, sementara empat pendiri lainnya sudah almarhum.
Bani Adam didirikan oleh lima orang sebagai pendiri, yang hampir seluruhnya sudah almarhum. Kelima orang tersebut yakni H Bambang Sarwadi, Markaban, Suwarto, Sawardi SE dan Drs Matyoto Fahruri. Saat ini hanya tersisa Matyoto, sementara empat pendiri lainnya sudah almarhum.
Kepada Joglosemar, Matyoto mengisahkan, pendirian Bani Adam ini bermula dari ide kegiatan yang bermuara dakwah di setiap bidang. Menitikberatkan pada perbuatan amal, sehingga aktivitas sedari awal hingga sekarang, Bani Adam justru kurang mengedepankan formalitas.
“Ibaratnya tak perlu ketemu secara formal, bisa ketemu di mana saja dan yang penting kegiatan jalan,” tutur Matyoto, Senin (13/7).
Meski mulai terbentuk secara resmi tahun 2000 silam, namun Bani Adam mulai berkembang sekitar tahun 2003. Saat itu kegiatan Bani Adam diawali dengan pengajian untuk merekatkan anggota. Dalam pengajian tersebut lantas digagas konsep infaq sukarela dari anggota.
Dari infaq yang utamanya diperoleh saat pengajian tiap malam Jumat Kliwon dan berkembang dengan qiyaumul lail tiam Selasa Kliwon, ternyata hasilnya cukup mengagetkan dan mencapai ratusan ribu saat itu.
Bani Adam pun semakin berkembang setelah di tahun 2005, salah satu anggotanya yakni almarhum Markaban, menghibahkan tanah seluas 100 meter persegi di jalan Boyolali-Semarang KM1, tepatnya di Plosokerep batas Kota Boyolali untuk dibangun masjid. Setelah itu Bani Adam pun semakin berkembang, bahkan saat ini selain beranggotakan lebih dari 300 keluarga, juga bergerak di berbagai bidang. (http://dok.joglosemar.co/)
Komentar
Posting Komentar